1. Ketrampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar
mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu
pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom.
Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan (
compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question),
pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan
menggali (probing question).
Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi
Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde
question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan
(application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan
pertanyaan evaluasi (evaluation question).
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar,
guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan
seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa,
mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban
serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan
mengajukan pertanyaan ganda.
Dalam proses belajar mengajar setiap
pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons
siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan
bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan
bertanya lanjut.
Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang
perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara
jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran,
Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari
ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa
agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk
di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena
itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut
itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak
dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah
bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga
merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta
membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan
penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan
dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan
penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan
gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan
sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan,
penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan
penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan
dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang
negatif.
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
Variasi dalam kegiatan
belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran,
yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : –
Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara
(teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak
(eye contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi
wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (
teachers movement). – Variasi dalam penggunaan media dan alat
pengajaran.
Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar,
dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah
sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual
aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids),
variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat
atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). –
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Pola interaksi guru dengan
murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.
Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis
besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :
Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan,
penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan
dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan
menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian
siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan
membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan
dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau
kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau
pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial,
serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat
meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi
termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7. Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan
ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif
ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang
untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, juga antara siswa dengan siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan
membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling
penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakannya agar
proses pembelajaran dapat berjalan baik.
Sumber : Latang dot com
0 comments:
Posting Komentar