KAIRO, KOMPAS.com - Pendukung dan penentang Presiden
Mesir, Mohamed Morsi, menggelar unjuk rasa terakhir sebelum referendum
rancangan undang-undang dasar Sabtu (15/12) ini.
Para pemilih di Mesir akan memberikan suara untuk menentukan rancangan undang-undang dasar yang didukung oleh pihak-pihak berhaluan Islam.
Ribuan orang mengikuti demonstrasi pendukung Presiden Mesir yang diadakan di ibukota Mesir, Kairo, Jumat (14/12). Sebagian besar berasal dari Ikhwanul Muslimin.
Kelompok yang menentang rancangan undang-undang dasar juga mengadakan unjuk rasa tandingan. Mereka mengatakan rancangan konstitusi itu tidak disusun secara matang dan diajukan tanpa konsultasi memadai.
Kubu oposisi juga menyebut RUUD memecah belah dan kemungkinan sebagai upaya bagi kelompok-kelompok berhaluan Islam untuk memperkenalkan syariat Islam.
"Pemaksaan referendum dalam keadaan tegang, terpolarisasi, kacau balau dan tidak patuh hukum mengarahkan negara ke ambang kehancuran," kata pemimpin oposisi Mohamed el Baradei.
Bentrok
Selain di Kairo, demonstrasi juga terjadi di kota terbesar kedua, Iskandariah. Bentrokan terjadi antara pendukung dan penentang Presiden Morsi di luar Masjid Qaed Ibrahim setelah imam masjid menyerukan kepada warga untuk menconteng "Ya" di kertas referendum.
Mereka saling melemparkan batu dan botol, kata seorang saksi mata di tempat kejadian.
Seorang saksi mata lain mengatakan polisi antihuru-hara mengamankan lokasi di sekitar masjid dan berusaha memisahkan kedua kelompok.
Para pemilih di Mesir akan memberikan suara untuk menentukan rancangan undang-undang dasar yang didukung oleh pihak-pihak berhaluan Islam.
Ribuan orang mengikuti demonstrasi pendukung Presiden Mesir yang diadakan di ibukota Mesir, Kairo, Jumat (14/12). Sebagian besar berasal dari Ikhwanul Muslimin.
Kelompok yang menentang rancangan undang-undang dasar juga mengadakan unjuk rasa tandingan. Mereka mengatakan rancangan konstitusi itu tidak disusun secara matang dan diajukan tanpa konsultasi memadai.
Kubu oposisi juga menyebut RUUD memecah belah dan kemungkinan sebagai upaya bagi kelompok-kelompok berhaluan Islam untuk memperkenalkan syariat Islam.
"Pemaksaan referendum dalam keadaan tegang, terpolarisasi, kacau balau dan tidak patuh hukum mengarahkan negara ke ambang kehancuran," kata pemimpin oposisi Mohamed el Baradei.
Bentrok
Selain di Kairo, demonstrasi juga terjadi di kota terbesar kedua, Iskandariah. Bentrokan terjadi antara pendukung dan penentang Presiden Morsi di luar Masjid Qaed Ibrahim setelah imam masjid menyerukan kepada warga untuk menconteng "Ya" di kertas referendum.
Mereka saling melemparkan batu dan botol, kata seorang saksi mata di tempat kejadian.
Seorang saksi mata lain mengatakan polisi antihuru-hara mengamankan lokasi di sekitar masjid dan berusaha memisahkan kedua kelompok.
Sabtu, 15 Desember 2012 | 02:19 WIB
Sumber :
Editor :
Egidius Patnistik
0 comments:
Posting Komentar