Jakarta, Belakangan makin banyak beredar berbagai jenis
minuman energi dengan varian rasa maupun kemasan yang diklaim dapat
mengembalikan energi setelah seharian beraktivitas atau menjaga daya
tahan tubuh. Tapi hal ini bertentangan dengan temuan baru dari AS yang
mengungkap bahwa minuman energi dapat memberikan dampak negatif terhadap
irama jantung maupun tekanan darah.
Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti me-review tujuh studi yang mengamati berbagai kondisi jantung pasca konsumsi minuman energi. Dari situ peneliti menemukan bahwa konsumsi minuman berkafein tinggi dan mengandung stimulan lain seperti taurine itu dapat meningkatkan tekanan darah dan menambah risiko seseorang untuk mengalami gangguan irama jantung.
Bahkan peneliti menekankan bukti-bukti di balik 'kemampuan' minuman energi untuk meningkatkan tekanan darah ini 'begitu meyakinkan sekaligus mengkhawatirkan'. Pasalnya mereka menemukan bahwa minuman energi dapat meningkatkan tekanan darah sistolik (tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung) orang yang meminumnya hingga sebanyak 3,5 poin.
Tak hanya itu, mengkonsumsi satu sampai tiga kaleng minuman energi juga memperpanjang fase siklus elektrik jantung yang disebut dengan 'interval QT' hingga 10 milidetik. Padahal interval QT yang panjang telah lama diketahui sebagai salah satu pertanda seseorang berisiko tinggi mengalami gangguan detak jantung yang akibatnya bisa fatal. Kondisi ini biasa disebut dengan Long QT Syndrome.
"Para dokter biasanya langsung merasa khawatir jika interval QT pasiennya diketahui bertambah hingga 30 milidetik. Itulah mengapa kami mengatakan jika korelasi antara minuman energi dan peningkatan tekanan darah sistolik ini begitu mengkhawatirkan, kendati masih banyak studi lanjutan yang diperlukan untuk memastikan dampak hal ini terhadap irama detak jantung. Untuk itu pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi dan long QT syndrome harus berhati-hati sebelum mengonsumsi sebuah minuman energi," ungkap salah satu peneliti, Profesor Sachin Shah dari University of the Pacific, California.
"Jangankan kedua pasien tersebut, orang yang mengidap gangguan kesehatan apapun atau orang yang sudah tua memiliki risiko yang sama untuk terkena efek samping yang berkaitan dengan kesehatan jantung dari minuman energi," lanjutnya seperti dilansir dari telegraph, Sabtu (23/3/2013).
Kendati begitu Shah mengakui jika temuan ini masih memerlukan studi lanjutan karena data yang digunakan studi ini tidaklah memadai.
Apalagi studi sebelumnya mengungkap tingginya angka pasien yang masuk UGD akibat konsumsi minuman energi sebagian besar didasarkan pada fakta banyak anak muda yang mengkombinasikan minuman energi dengan alkohol sehingga potensi efek sampingnya menjadi berlipat ganda. Efek samping minuman energi terhadap kesehatan jantung sendiri masih belum banyak diteliti.
Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti me-review tujuh studi yang mengamati berbagai kondisi jantung pasca konsumsi minuman energi. Dari situ peneliti menemukan bahwa konsumsi minuman berkafein tinggi dan mengandung stimulan lain seperti taurine itu dapat meningkatkan tekanan darah dan menambah risiko seseorang untuk mengalami gangguan irama jantung.
Bahkan peneliti menekankan bukti-bukti di balik 'kemampuan' minuman energi untuk meningkatkan tekanan darah ini 'begitu meyakinkan sekaligus mengkhawatirkan'. Pasalnya mereka menemukan bahwa minuman energi dapat meningkatkan tekanan darah sistolik (tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung) orang yang meminumnya hingga sebanyak 3,5 poin.
Tak hanya itu, mengkonsumsi satu sampai tiga kaleng minuman energi juga memperpanjang fase siklus elektrik jantung yang disebut dengan 'interval QT' hingga 10 milidetik. Padahal interval QT yang panjang telah lama diketahui sebagai salah satu pertanda seseorang berisiko tinggi mengalami gangguan detak jantung yang akibatnya bisa fatal. Kondisi ini biasa disebut dengan Long QT Syndrome.
"Para dokter biasanya langsung merasa khawatir jika interval QT pasiennya diketahui bertambah hingga 30 milidetik. Itulah mengapa kami mengatakan jika korelasi antara minuman energi dan peningkatan tekanan darah sistolik ini begitu mengkhawatirkan, kendati masih banyak studi lanjutan yang diperlukan untuk memastikan dampak hal ini terhadap irama detak jantung. Untuk itu pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi dan long QT syndrome harus berhati-hati sebelum mengonsumsi sebuah minuman energi," ungkap salah satu peneliti, Profesor Sachin Shah dari University of the Pacific, California.
"Jangankan kedua pasien tersebut, orang yang mengidap gangguan kesehatan apapun atau orang yang sudah tua memiliki risiko yang sama untuk terkena efek samping yang berkaitan dengan kesehatan jantung dari minuman energi," lanjutnya seperti dilansir dari telegraph, Sabtu (23/3/2013).
Kendati begitu Shah mengakui jika temuan ini masih memerlukan studi lanjutan karena data yang digunakan studi ini tidaklah memadai.
Apalagi studi sebelumnya mengungkap tingginya angka pasien yang masuk UGD akibat konsumsi minuman energi sebagian besar didasarkan pada fakta banyak anak muda yang mengkombinasikan minuman energi dengan alkohol sehingga potensi efek sampingnya menjadi berlipat ganda. Efek samping minuman energi terhadap kesehatan jantung sendiri masih belum banyak diteliti.
http://health.detik.com
0 comments:
Posting Komentar